Senin, 21 Juli 2008

Kekecewaan ASEAN atas Birma

ASEAN
Tidak biasanya ASEAN memberikan pernyataan keras
(21 Juli 2008)

Menteri luar negeri ASEAN menyatakan kekecewaan mendalam atas pemerintah Myanmar karena tidak membebaskan pemimpin oposisi, Aung San Suu Kyi, dari tahanan rumah.

Dalam pertemuan tahunan di Singapura, mereka juga menyerukan agar pemerintah militer Myanmar (Dahulu bernama Birma) melakukan perundingan yang berarti dengan kubu oposisi.

ASEAN biasanya menempuh kebijakan yang tidak mencampuri urusan dalam negeri anggotanya, namun kemarahan internasional atas rezim militer Myanmar tampaknya memaksa ASEAN untuk mengubah pendirian.

Sepuluh tahun sejak Myanmar menjadi anggota ASEAN, kebijakan keterlibatan konstruktif yang ditempuh ASEAN dengan pemerintah militer Myanmar telah berakhir.

Unntuk pertama kalinya, ASEAN secara terbuka mengecam penahanan Aung San Suu Kyi, dan menyatakan kekecewaan yang mendalam serta meminta pemeritah militer Birma agar berdialog dengan oposisi.

Suu Kyi kelak akan bebas?

Wartawan BBC di Singapura, Jonathan Head, mengatakan para jendral yang memerintah Myanmar begitu terisolasi sehingga tidak jelas apakah mereka mendengar suara-suara dari luar lingkaran mereka.

Birma
Rejim militer Birma diminta berunding dengan oposisi

Setelah ASEAN berhasil melakukan mediasi agar para pekerja bantuan internasional bisa masuk ke Myanmar --menyusul terjadinya bencana topan-- ASEAN berharap pernyataan di Singapura ini akan memiliki dampak.

Menteri Luar Negeri Singapura, George Yeo, mengatakan berdasarkan percakapan dengan Menteri Luar Negeri Myanmar, dia memberi jaminan masa penahanan pemimpin oposisi, Aung San Suu Kyi akan habis dalam waktu 6 bulan.

Yeo mengatakan dia berharap pemimpin oposisi Aung San Suu Kyi akan dibebaskan dari tahanan rumah setelah masa tersebut.

Aung San Suu Kyi telah menghabiskan lebih dari 12 tahun di dalam tahanan rumah sepanjang 18 tahun terakhir.

Mencegah konflik

Isu lain yang ditangani para menteri luar negeri ASEAN adalah eskalasi ketegangan antara 2 negara anggotanya, Thailand dan Kamboja.

Pasukan kedua negara sudah dikerahkan ke perbatasan sehubungan dengan sengketa atas kuil kuno, Preah Vihear.

ASEAN meminta kedua belah pihak untuk amat berhati-hati dan menahan diri.

Selain itu juga ditempuh pembahasan atas traktar baru ASEAN, yang diperkirakan mendukung hak asasi manusia dan harus ditanda-tangani oleh semua anggota --termasuk Myanmar-- pada akhir tahun ini.

Namun wartawan BBC, Jonathan Head, mengatakan ASEAN lebih banyak berupaya untuk mencegah konflik di antara 10 negara anggota, dan juga dengan negara-negara besar seperti Amerika, Cina, dan India.

Dan masalah wilayah yang lebih besar ikut membayang-bayangi pertemuan ASEAN di Singapura ini, antara lain perundingan 6 negara tentang program nuklir Korea.

Dari berbagai sumber.

Tidak ada komentar: