Warga Palestina mengatakan mereka diserang setelah menolak pergi |
Seorang penggembala tua, istri dan keponakannya mengatakan mereka dipukul oleh empat pria memakai penutup muka karena membiarkan gembalaan mereka berkeliaran di dekat pemukiman Susia.
Kelompok hak asasi B'Tselem mengatakan kamera itu mereka sediakan agar warga Palestian memiliki bukti terjadinya penyerangan.
Seorang juru bicara polisi Israel mengatakan penyelidikan kini tengah dilakukan.
Sejauh ini belum ada yang ditahan.
Konflik antara warga Palestina dan pemukim Yahudi di daerah yang diduduki di Tepi Barat telah terjadi selama lebih empat puluh tahun.
Namun konfrontasi yang terjadi setiap hari seringkali tidak tertangkap kamera.
B'Tselem membagikan seratus kamera video kecil kepada warga Palestina untuk mengabadikan kehidupan sehari-hari mereka.
BBC diijinkan untuk melihat salah satu serangan yang tertangkap di kamera dan terjadi minggu ini.
Bukti penyerangan
Tanggal dan waktu yang tercatat dalam tayangan video itu menunjukkan kejadian terjadi hari Minggu sore.
Di atas satu bukit, empat pria bertopeng tengah berjalan. Mereka memegang pemukul baseball.
Di bagian kanan tayangan itu, seorang wanita Palestina berumur lima puluh delapan tahun tengah berdiri. Ia tengah menggembala kambing di dekat pemukiman Yahudi, Susia di Tepi Barat.
Dalam waktu beberapa detik, ia bersama suami dan salah seorang keponakannya dipukul. Saat pukulan pertama dilakukan, kamera wanita yang mengambil film itu terjatuh dan ia lari mencari pertolongan.
Thamam al-Nawaja dirawat selama tiga hari di rumah sakit. Ia menunjukkan luka-lukannya, tulang pipi dan lengan patah.
Ia mengatakan para pemukim Yahudi itu memberi waktu sepuluh menit untuk menjauh dari tempat itu. Namun ia dan suaminya tetap berdiri di sana.
"Mereka tidak mau kami berada di lahan kami sendiri, Namun kami tidak mau pergi. Kami akan mati di sana. Tanah ini, tanah kami. Seluruh dunia menganggap pemukiman Yahudi seperti Susia, adalah ilegal, karena dibangun di kawasan yang diduduki," kata Thamam.
Serangan di dekat pemukiman itu difilmkan dengan satu dari seratus kamera video yang dibagikan oleh kelompok hak asasi Isarel kepada warga Palestina di Tepi Barat.
Oren Yakobovich ketua kelompok hak asasi Israel, B'Tselem mengatakan tayangan video itu dapat dijadikan bukti kepada polisi atau tentara Israel.
"Bila mereka memiliki kamera, mereka memiliki bukti. Selama ini mereka selalu diserang dan mencoba menghindari masalah dengan berlari. Namun kini mereka memiliki kamera yang dapat digunakan sebagai senjata," kata Yakobovich.
Kekerasan terhadap warga Palestina dan juga Israel selalu terjadi di tempat ini.
Tayangan video merupakan sesuatu yang baru.
Namun, bagi sebagian besar orang, satu-satunya jawaban, yang berupa kesepakatna politik, masih belum diraih.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar